Minggu, 26 Oktober 2008

Pendidikan - Industri harus saling melengkapi

Industri Grafika Nasional ini memang unik, saya tidak pernah berhasil menganalisa:
  • kompetensi apa saja yang dibutuhkan agar seorang dapat link & match dengan percetakan?
  • percetakan manakah yang membutuhkan SDM setingkat lulusan SMK dan D3, andaikata butuh berapakah yang dibutuhkan?

Tapi yang saya tahu pasti:
  • institut pendidikan nasional belum dapat menalarkan semua kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri, demikian juga mungkin jumlahnya pun masih belum memadai.
  • percetakan belum / tidak tahu informasi tentang SMK Grafika di Indonesia maupun Akademi / Politeknik Jurusan Grafika, baik kualitas materi pengajaran maupun kuantitas SDM yang dapat ditelorkan setiap tahunnya.
Padahal Industri Nasional tidak pernah akan kokoh tanpa ada SDM yang handal serta pusat-pusat pelatihan dan riset penelitian yang nantinya dapat menelorkan standar-standar industri yang memiliki kompatibilitas dengan standar internasional.
Khususnya Industri Grafika, strata perusahaan yang ada di Indonesia ini sangat variatif serta banyaknya kepentingan-kepentingan pribadi maupun kelompok, membuat komunikasi pun sulit dirajut dengan sempurna.

Forum FGD yang mulai menjalin kerjasamanya dengan Politeknik Negeri Jakarta dan Politeknik Negeri Media Kreatif dengan memberikan program-program yang seyogyanya dapat menjembatani komunikasi ini, selain pengetahuan / ilmu yang spesifik juga lapangan tempat untuk penelitian dalam pembuatan Tugas Akhir mahasiswa yang dapat menambah wawasan mahasiswa, yang pada akhirnya kebutuhan SDM handal dapat terpenuhi.

Melalui milist saya ingin mensosialisasikan program ini, semoga teman-teman pengusaha, pemegang keputusan dalam industri grafika dapat berkenan memberikan sumbangan pemikiran, waktu serta menyediakan peluang bagi anak didik kita.
Ayo dukung program ini, tulislah komentar, kritik dan saran. Tulislah bidang dan kapan teman-teman mempunyai waktu senggang untuk dapat melaksanakan tugas mulia ini.

Salam Grafika.....

Minggu, 12 Oktober 2008

Packaging untuk UKM (berpotensi).

Marchadi wrote:

PACKAGING untuk UKM (berpotensi).
Memang baik, kalau mendapat gayung bersambut dari pembaca "Blog" yang
ya..kita bisa focuskan pada perkembangan UKM yang murni, pengusahan murni yang perlu berkembang.
kita bisa buat pilot project dengan mengglang UKM yang pernah dijamah; Dinas perindustrian kementrian Desa tertinggal,
pemprov, univ Petra, Stikom, dll
Didaerah sangat potensial dengan hasil bumi setempat sebagai mata pencaharian.
sebut saja rumput laut,
Program bisa dimulai dengan :
Makanan atau produk lain yang "bukan makanan" atau kita mulai dari Produk khusus Makanan
atau pada semua bidang dipelajari dulu, mana yang menjadi prioritas.
atau pada semua segmen berjalan paralel, tergantung masing-masing daerah.
Kita mulai advise, Seperti yang dituturkan Sdr. Yoga (Pura Group) memberi semacam penyuluhan / work-shop (istilah kerennya Seminar).
1. Target pada produsen UKM : produsen makanan, penggrajin, petani pengolah hasil bumi (rumput laut, kayu manis..dll)
- Kita beri pengertian bahwa packaging itu essential.. memperpanjang expired date, ada unsur kesehatan, promotion
value added, quality, registered trade merk... bla...bla....bla....
- Kita arahkan mereka membuat suatu standard dalam produk mereka
- kalau makanan yah....memenenuhi syarat lah...FDA, tanpa B3 (bahan beracun berbahaya)
- Packaging yang baik bisa menghapus pemakaian preservation / pengawet.
- Tentunya ditambah Manajerial praktis, betul Pak Yoga...
2. Bagi pengusahan packaging (converter), kita ajak / drive untuk :
- Menyiapkan packaging khusus untuk UKM tadi
- Mensuplai packaging langsung kepada penghasil produk tadi
sehinggu mereka melakukan FILLING & sealing, untuk siap dipasarkan.
3. Alternative ketiga : Ada Big Buyer yang membeli (collect) dari beberapa produsen untuk dikemas dan diberi merek sendiri (trade merk)
nah setelah mencapai standard bisa masuk: Alfa, Indomaret, Carrefour, Hypermart, Giant, Makro....
atau sebagai tahap pertama dalam uji & jajak konsumen, paling tidak masuk pasar tradisional, toko tradisional, dll.
- Ini dilakukan jika penghasil produk tidak berkemampuan mendistribusikan / menjual sendiri.
- Resikonya, barang tidak seragam jika dicollect dari beberapa tempat tapi dikemas dalam satu merek yang sama.
Supaya proses up-grading sempurna, artinnya berjalan natural step by step, maka tidak atau jangan ada usaha
mengembungkan mereka (diberi investasi / pinjaman kredit), semua harus terukur. karena kalau tidak bisa merugikan mereka sendiri.
Peralatan cukup mahal.
Tentu harus ada converter / packaging yang mensupply UKM tersebut
sebut saja : Carton Pack (Dus Duplex), Flexipack ataupun Hard-apck (Plastic container), dll.
Sementara UKM tidak dibebani dahulu dengan urusan membuat Packaging, cukup mereka dibantu Design saja.
UKM membeli saja perusahaan packaging,
Jadi intisarinya adalah harus ada 4 mata rantai yang terus melingkar terintegrasi antara :
1. Produsen Produk (UKM)
Harus yang Potensi sudah mandiri memiliki visi untuk maju dan siap berkembang bukan yang siap dikembungkan.
artinya mampu dan ingin mengembangkan usahanya (bukan dipaksa dikembungkan, ditawarkan fasilitas pinjaman
diberi bantuan...bla....bla..atas nama program tertentu.....), Ini harus dicegah dan dihindari dari awal.
2. Institusi Design yang siap membantu
Dipungut biaya design asal reasonable, UKM membayar design, walaupun murah tapi tidak GRATI"S, karena akan salah mendidik UKM.
yang free hanya penyuluhan, nanti jika sudah ada manfaatnya dan ada budgetnya UKM baru bisa mau bayar....komersial nihh yech....
3. PACKAGING CENTER / Perusahaan yang membuat Packaging
Lebih baik dari daerah sendiri atau secara regional, ada yang koordinasi untuk memenuhi kebutuhan packaging mereka
UKM membeli Packing, bukan fasilitas bukan diberi hutang dll....jadi pembelian packaging dianggarkan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan UKM.
Ini juga diutamakan dari percetakan yang sudah exist didaerah tersebut, atau dalam jarak tertentu / regional,
Jika Pemprov yang membangun unit Packaging center akan baik sekali.
Pakar Packaging dari FGD dan supplier mesin bisa terlibat membantu menyusun mesin & peralatan.
Karena rantai proses membuat packaging panjang sekali, maka bisa saja sebagian perlu dikerjakan di kota besar mengingat
alat / mesin yang sangat mahal dan belum di dipakai optimal.
4. Financing / Banking
Jika diperlukan dari pendanaan pihak financial / Bank, bisa diberi rekomendasi pada institusi keuangan, hannya UKM yang berpotensi.
Banyak pihak Bank / Pendanaan merinding mendengar kata UKM, Bank bisa menolak dengan berbagai alasan; yang paling populer adalah
JIka badan usaha yang jelas keberadaan dan syarat administrasi belum lengkap; Akte usaha (UD, CV atau ..perorangan, siup, dll..)
. maka ada pihak ke 3 siap beraksi dan bersaksi .., nah....inilah kendalanya..jadilah..B3 Mangkanya itu kan bukan UKM, namanya.
Definisi UKM itu pengusaha sejati lho.. padat modal, perlu ditunjukkan kepada pihak Penyangdang dana (Bank), jadi jangan salah kaprah
dan salah bidik, ya neng !!..
5. Big Buyer / Distribusi, Kadin-da, Export market ?
Tentu tidak semua produsen UKM dapat menjual semua produknya, mereka selama terbatas penyebaran dan promosi produknya.
Ini yang paling penting, bagaimana membantu / menjamin produk UKM yang ditingkatkan baik mutu / volume, tersebut dapat diserap pasar
(local & export) sehingga dipastikan pendapatan UKM naik, makanya distribusi / penjualan menjadi pokok.
Nach...ini Formula nya yang dibentuk dengan adil, tidak memojokan UKM dengan menekan harga beli dari UKM.
UKM diajak ber-negosiasi menghitung costing & price, bargaining.
Nah, jika ini berjalan systemnya, maka bisa menyumbang banyak hal, mulai dari kesejahteraan sang UKM produsen sendiri langsung, pendapatan daerah.
penyerapan tenaga kerja, promosi daerah cepat terangkat dengan mengenal produk unggulan produk asal dareah tersebut. meningkatkan daya saing daerah.
mengurangi urbanisasi. dll...bla...blaaa idealnya begitu !
Apakah benar begitu ?
Salam,
Marchadi.